Keinginan untuk tampil
sempurna memang tidak bisa
dipungkiri adalah hasrat semua
orang, tetapi mungkin tidak ada
yang “seambisius” Korea,
terutama para seleb Kpop yang
sering saya lihat di internet atau
televisi.
Pertama, definisi kecantikan
penduduk Korea memang tinggi.
Terpengaruh oleh budaya barat,
definisi kegantengan atau
kecantikan sempurna dilihat dari
tinggi tubuh semampai, hidung
mancung, kulit putih, dan mata
besar. Rasa minder saat
bersosialiasi membuat warga
Korea mencari cara dan jalan
keluar cepat demi memperbaiki
kekurangan. Mereka percaya
kalau kesan pertama sangat
penting dalam mencari
pekerjaan atau dalam
menghadiri acara-acara tertentu
seperti pesta pernikahan.
Selain itu, warga Korea memiliki
sifat kompetitif yang tinggi. Ini
bisa dilihat dari sistem
pendidikan mereka yang penuh
tuntutan. Sifat kompetitif yang
tinggi inilah yang menambah
warganya rela untuk melakukan
apapun untuk bisa mendapat
kecantikan atau kegantengan
sempurna tersebut. Bahkan,
sampai melakukan prosedur-
prosedur ekstrim. Menurut situs
Medscape, warga Korea Selatan
termasuk ratio warga dunia yang
paling tinggi untuk urusan
operasi kosmetik.
Dari sinilah, mungkin banyak
klinik dan iklan operasi plastik
ditemukan di berbagai sudut
Seoul. Yang paling ekstrim adalah
operasi plastik yang diberikan
kepada anak sebagai hadiah
kelulusan oleh orang tua. Di
acara Happy Together, ada
beberapa seleb Kpop yang
mengaku menerima kado
kelulusan seperti ini.
Jika banyak anggota grup
perempuan masih sangat
menjaga citranya di layar televisi
atau depan publik dengan
menunjukkan keengganannya
tampil tanpa makeup, banyak
seleb Korea yang mulai terbuka
mengenai hasil permak
wajahnya.
Sebut saja Ko Hara dari Kara –
lewat acara variety Strong Heart -
mengaku memermak “sedikit”
kelopak matanya dan
menajamkan bagian atas
hidungnya. Lee Joon dari MBLAQ
mengaku setelah mendapat luka
bakar dalam kecelakaan saat
syuting “Ninja Assasin”, ia pun
sekalian mengoperasi hidungnya
untuk terlihat lebih mancung.
Atau Dongwan dari Shinhwa
yang mendapat hadiah
perbaikan hidungnya yang
bengkok dari bos
perusahaannya sebelum debut.
Sama seperti film dan musik
Kpop yang sangat “menularkan”
yang membuat saya jadi
penikmat budaya pop negeri
ginseng, obsesi kecantikan Korea
tidak bisa dipungkiri mulai
menular juga. Mudah-mudahan,
tidak sampai ke hal yang
ekstrem.
Source : hangat-news.blogspot.com/2011/11/kenapa-artis-korea-terobsesi-operasi.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 comments:
Posting Komentar